cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia
Published by Universitas Telkom
ISSN : 24770566     EISSN : 26156776     DOI : -
Core Subject : Art,
Journal IDEALOG is a peer-reviewed journal devoted to the study and applications of interior design and product design theory and practice
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2" : 7 Documents clear
PENGEMBANGAN DESAIN FURNITUR ANAK BERBAHAN KERTAS SEMEN BEKAS DENGAN TEKNIK LAMINASI & SPIRAL WOUND TUBING Kristian Oentoro; Bernike Elsafany
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.845

Abstract

Semen merupakan salah satu bahan utama untuk mendirikan sebuah bangunan, penggunaannya semakin hari semakin banyak seiring dengan pembangunan di berbagai wilayah di Indonesia. Tumpukan kertas semen bekas yang mudah ditemui di lingkungan sekitar juga belum banyak dimanfaatkan menjadi produk fungsional, sehingga usia pakainya tergolong singkat. Padahal kualitas dan karakteristiknya lebih baik daripada kertas bekas lain, khususnya dalam hal menahan beban. Melalui penelitian desain berbasis eksporasi bahan ini, kertas semen bekas dapat dikembangkan menjadi furnitur anak yang ergonomis dengan desain terinspirasi bentuk hewan (gajah). Teknik utama yang diaplikasikan dalam pengembangan desain ini adalah laminasi & spiral wound tubing, aplikasi kedua teknik ini termasuk inovatif karena umumnya pemanfaatan kertas semen bekas dalam produk kerajinan hanya dengan teknik pilin dan anyam. Metode penelitian desain yang igunakan melalui 3 tahap utama, yakni identifikasi, visualisasi dan materialisasi ide berdasarkan optimalisasi karakteristik materialnya (Ashby, 2010). Berdasarkan hasil eksplorasi material dan teknik pada kertas semen bekas, karakteristik yang menonjol adalah ringan dan kokoh. Selain itu, penelitian pengembangan desain ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai komersial kertas semen bekas dan membuka peluang baru dalam berbagai pengembangannya, khususnya aplikasi pada produk-produk struktural. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa teknik laminasi dan spiral wound tubing layak diaplikasikan menjadi material furnitur anak, serta aman dan nyaman dipakai untuk anak berdasarkan hasil uji coba.
PENGGUNAAN KONSEP SPACE SAVING UNTUK APARTEMEN TIPE STUDIO DI KOTA BANDUNG Astrid Dwi Cahyaningtyas; Setiamurti Rahardjo
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.851

Abstract

Apartemen merupakan sebuah tempat tinggal layaknya rumah pada umumnya, hanya saja tiap-tiap hunian disusun secara vertikal dan terdiri dari beberapa tipe untuk menunjang kebutuhan penghuninya. Apartemen tidak muncul dengan sendirinya tanpa adanya fenomena yang terjadi pada lingkungan tersebut, seperti halnya Apartemen The Suites at Metro, Apartemen Gateway Pasteur, ataupun Apartemen Sudirman Suite yang ketiganya berada di Kota Bandung. Apabila dilihat dari luas ruang tiap unitnya, tipe studio merupakan tipe apartemen yang memiliki beberapa kekurangan, terkait dengan pemanfaatan ruangnya karena tipe studio merupakan sebuah hunian yang di dalamnya hanya memiliki sebuah ruang duduk untuk mendukung berbagai macam kegiatan penghuni yang juga dapat dialihfungsikan sebagai ruang tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu serta dapur (selain kamar mandi). Dalam hal penggunaan dimensi dan peletakan furnitur, pengaplikasian konsep ‘space saving’ yang berkembang dari negara bagian barat diharapkan dapat memberikan bentuk yang baru pada hunian apartemen tipe studio di Bandung. Konsep space saving sendiri berhubungan langsung dengan penggunaan dimensi furnitur serta penggabungan beberapa kebutuhan fungsi benda pada sebuah furnitur, yang biasa dikenal dengan furnitur convertible. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dimana data didapat dari kegiatan observasi objek studi, mengukur langsung ukuran dimensi fisik apartemen, dan menganalisis data dengan melakukan simulasi layout rangkaian convertible pada tiap sampel layout yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan kesesuaian konsep space saving apabila diaplikasikan pada layout apartemen studio yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Bandung. Pada akhirnya, penelitian ini dapat menghasilkan sebuah ‘patokan’ baru yang dapat digunakan pada setiap interior apartemen tipe studio.
KAJIAN ASIMILASI BUDAYA PADA SANDAL DAN TAS WANITA CINA PERANAKAN Devanny Gumulya; Nathalisa Octavia
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.846

Abstract

Budaya Cina peranakan merupakan hasil dari proses asimilasi beberapa budaya. Namun budaya Cina peranakan kini tidak lagi dikenal oleh masyarakat modern karena keunikannya yang kaya akan unsur ornamen yang bersifat filosofis tergantikan oleh budaya modern yang serba praktis dan fungsionalis. Paper ini mencoba mengkaji latar belakang sejarah dan keunikan budaya cina peranakan pada produk fesyen sandal dan tas. Ditemukan asimilasi budaya Jawa, Belanda, dan Cina yang sangat unik. Perbedaan dari ketiga budaya ini saling mempengaruhi satu sama lain dan menghasilkan keunikan tersendiri yang tertuang pada kekayaan budaya Cina peranakan, contoh pada tas cina peranakan ada motif angsa karena pengaruh budaya Belanda.
STUDI KOMPARASI FASILITAS DAN STANDAR ASRAMA DI INDONESIA: Studi Kasus 5 Universitas Rezky Diningrat Khan; Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.852

Abstract

Asrama merupakan hunian atau bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar, asrama yang dirancang dan dibangun dengan standar-standar khusus sesuai dengan jenjang usia penghuninya (KBBI). Di Indonesia keberadaan asrama mahasiswa mulai menjadi perhatian karena mampu menampung mahasiswa untuk tinggal dalam lingkungan kampus. Banyak kampus sekarang menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswanya. Satu hal yang diperhatikan saat membangun asrama adalah daya tampung dan ketersediaan lahan. Untuk itu fasilitas utama yang menjadi perhatian adalah kamar. Padahal diperlukan fasilitas lain dalam asrama selain kamar, karena kegiatan di asrama tidak hanya tidur, tetapi juga belajar, bersosialisasi, makanminum, aktivitas domestik (mencuci-memasak) maupun kegiatan higienis pribadi. Dalam penelitian kali ini akan dibahas mengenai perbandingan standar-standar dan fasilitas yang ada dalam sebuah asrama serta untuk mengetahui tipologi asrama di universitas-universitas Indonesia dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan mengambil sampel 5 asrama niversitas sebagai studi kasus, diantaranya ialah ITB, Unpad, UGM, UI dan Telkom University. Fasilitas terlengkap ditemukan pada asrama Unpad Bale Padjadjaran dengan total 15 jenis fasilitas, diikuti asrama UGM dengan 14 jenis fasilitas. Ditemukan bahwa luas kamar setiap asrama berbeda-beda. Meskipun demikian, berdasarkan pengamatan, ditemukan bahwa luas setiap kamar telah sesuai dengan standar minimum berdasarkan standar internasional. Didapatkan 3 tipologi kamar dari hasil perbandingan ini, yaitu kamar untuk 2-3 orang, kamar semi kluster dan kamar yang dihuni 4 orang. Dari data hasil komparasi dapat disimpulkan bahwa terdapat keragaman fasilitas dan perbedaan peruntukkan asrama universitas di Indonesia.
PENGARUH KENYAMANAN VISUAL MELALUI PENCAHAYAAN BUATAN PADA MASJID SYAMSUL ULUM UNIVERSITAS TELKOM, BANDUNG Andika Putri Pertiwi; Ahmad Nursheha Gunawan
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.848

Abstract

Masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah dalam jumlah banyak, seiring waktu dan tuntutan kebutuhan aktifitas, masjid memiliki fungsi lain yang tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah tetapi juga sebagai sarana bersosialisasi baik secara vertikal maupun horizontal, permasalahan yang timbul adalah berkembangnya beragam aktivitas kegiatan dari peruntukan desain awal yang dibuat, salah satunya adalah konsep awal pencahayaan buatan yang diaplikasikan pada masjid dengan fungsi utama sebagai penunjang suasana sarana ibadah tidak dapat memberikan kenyamanan visual bagi user yang menggunakan masjid sebagai tempat kajian ilmu dan area untuk baca tulis al-quran. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pencarian fakta mengenai tingkat kenyamanan visual yang dipengaruhi pencahayaan buatan dengan objek penelitian ruang utama jamaah laki laki Masjid Syamsul Ulum Telkom University untuk penunjang kegiatan non ibadah seperti membaca dan menulis , dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan pengukuran alat berupa luxmeter untuk mengetahui kualitas cahaya di beberapa titik yang dipetakan dengan pembagian area berdasarkan tingkat paparan cahaya pada area tersebut. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa ukuran cahaya dalam ruangan masih jauh dibawah standar kenyamanan visual, pengguna yang beraktifitas di ruang utama jamaah laki-laki merasa pencahayaan buatan yang kurang memadai untuk aktifitas seperti membaca dan menulis. Hasil pengukuran dengan alat luxmeter menunjukkan tingkat pencahayaan yang ada belum sesuai dengan standar penerangan minimal untuk sarana rumah ibadah dengan ketinggian ceiling diatas 6 meter adalah 200 lux dan untuk kegiatan belajar ruang kelas / perpustakaan beradadiantara 250-300 lux. Rekomendasi untuk memberi kenyamanan visual pada aktifitas membaca dan menulis adalah merancang tipe pencahayaan setempat (localize lighting) pada area bekerja visual spesifik yang membutuhkan intensitas cahaya lebih tinggi dengan colour temperature cool light. Sementara itu untuk area sholat tetap dapat menggunakan tipe pencahayaan merata (general lighting) dengan color temperature warm light yang menjadi aksen dengan tetap menggunakan colour temperature cool light sebagai renderasi cahaya utama.
ANALISIS JARAK DAN SUDUT PANDANG POSISI DUDUK PADA RUANG PERKULIAHAN TERHADAP EFEKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA DI GEDUNG TOKONG NANAS UNIVERSITAS TELKOM Dian Kumala Muman; Mahendra Nur Hadiansyah
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.849

Abstract

Desain ruang perkuliahan mempunyai peranan yang cukup penting dalam meningkatkan efektivitasmahasiswa saat belajar. Untuk meningkatkan efektivitas dalam belajar, diperlukan suatu ruang perkuliahan yang memiliki fasilitas belajar dengan peletakan yang sesuai dengan standar dan kebutuhannya. Fasilitas belajar dapat dikatakan sesuai dengan standar dan kebutuhannya apabila layout yang diterapkan mendukung aktivitas pengguna ruang secara efektif. Layout memiliki konfigurasi yang bermacam-macam. Dalam penelitian ini, dari beberapa konfigurasi layout yang ada pada lantai 6 di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom, akan diteliti aktivitas pengguna ruang untuk mengetahui layout yang seperti apa yang baik diterapkan dalam ruang perkuliahan. Yang mana hal tersebut dapat menunjang efektivitas mahasiswa dalam belajar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh layout terhadap efektivitas belajar dalam ruang perkuliahan. Selain itu, bagaimana layout yang baik ditinjau dari perilaku pengguna ruang perkuliahan di Gedung Tokong Nanas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa seberapa besar pengaruh layout dalam ruang perkuliahan terhadap efektivitas mahasiswa dalam belajar. Selain itu, untuk melihat dan menganalisa kembali ketepatan kegunaan prinsip desain layout pada ruang perkuliahan. Metode penelitian dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan metode analisa deskriptif, dan mengambil lokasi ruang kuliah di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom. Data yang ada dikumpulkan dengan metode pengamatan serta studi dokumentasi. Penelitian dilakukan bertujuan mengetahui bagaimana layout yang baik di dalam ruang perkuliahan sesuai dengan anthropometri dan standar ergonomi. Hipotesis yang diajukan adalah layout dalam desain ruang perkuliahan dapat menjadi salah satu faktor penting terhadap efektivitas belajar mahasiswa. Ruangan kelas yang kondusif dapat tercipta dengan adanya desain layout yang baik tanpa mengabaikan standar ergonomi dan kesesuaian dengan anthropometri.
EFEK PENCAHAYAAN BUATAN TERHADAP TAMPILAN KARYA DI ROEMAH SENI SARASVATI Sesilia Windy Carena; Ratri Wulandari
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Idealog vol 1 nomor 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v1i2.850

Abstract

Galeri seni adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan karya seni. Galeri merupakan tempat untuk kegiatan pameran yang bersifat hiburan, rekreasi dan media apresiasi dari berbagai seniman, baik lokal maupun asing. Penelitian ini dilakukan di Roemah Seni Sarasvati, Bandung, Jawa Barat, sebuah galeri yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman 137, Bandung, penelitian ini lebih mengacu kepada efek pencahayaan buatan terhadap tampilan karya di Roemah Seni Sarasvati. Roemah Seni Sarasvati merupakan proyek utama Sarasvati Arts Management yang dibangun dengan tujuan untuk memperkenalkan keragaman seni budaya. Pencahayaan terhadap karya seni di Roemah Seni Sarasvati terlihat gelap pada bagian karya seni lukisan dan pada area yang bukan karya seni seperti ruang tunggu atau jalan menuju ruang-ruang lainnya. Berbagai informasi mengatakan bahwa pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan alami karena pencahayaan buatan yaitu cahaya dari lampu tidak merusak karya seni yang ada daripada cahaya langsung dari sinar ultraviolet. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian cahaya buatan dengan tingkat keterangan cahaya tertentu untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet. Sebagian besar galeri seni, pencahayaan di semua daerah pameran dan daerah koleksi lain harus berpelindung UV dan tertutup untuk mencegah kerusakan terhadap objek jika terjadi kerusakan lampu. Jika pencahayaan ruangan baik, karya seni pun menampilkan efek yang cukup, maka hasil untuk pembelajaran seni pada galeri tersebut juga maksimal serta memberikan kenyamanan bagi yang melihatnya. Penelitian ini dilakukan dengan teknik kualitatif di mana peneliti ikut aktif dalam merasakan pencahayaan terhadap tampilan karya seni di Roemah Seni Sarasvati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis pencahayaan yang digunakan di Roemah Seni Sarasvati dan memberikan solusi standar pencahayaan buatan sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari pencahayaan yang digunakan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7